Festival Banyu Mili, Representatif Isu Lingkungan dan Folklor Sanak Pogalan sebagai Penyebab Bencana di Bumi Anjuk Ladang



Kopling – Bencana banjir yang melanda empat kecamatan di wilayah Nganjuk pada 14 Februari 2021 menjadi peristiwa yang tidak biasa dan membekas di sepanjang sejarah Kabupaten Nganjuk. Mengingat bahwa banjir bandang dengan debit air tinggi yang melanda Kecamatan Brebek, Kecamatan Loceret, Kecamatan Bagor, serta Kecamatan Kota Nganjuk ini tidak pernah terjadi sebelumnya. 

Isu-isu lingkungan sudah pasti dianggap menjadi penyebab terjadinya bencana alam. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan seperti membuang sampah di sungai, penebangan liar pohon di hutan adalah contoh kegiatan kongkrit yang dalam hal ini pasti akan menimbulkan bencana alam.  Dugaan lain penyebab terjadinya bencana banjir ini adalah proyek tambang pasir yang mengeruk tanah perbukitan di daerah Salam Rejo secara masif. Hal ini menyebabkan berkurangnya area resapan air. Namun, di sini lain, Pemerintah memandang penyebab terjadinya bencana bajir ini tak lain adalah dampak curah hujan yang sangat tinggi. Bahkan, ada oknum yang mengkambinghitamkan penjaga Sungai Kuncir yang lalai  saat debit air mulai tinggi. 

Dari kacamata lain, tepatnya di masyarakat di sebagian wilayah Nganjuk yang masih memegang dan mempercayai kebudayaan folklor memiliki pandangan  lain terkait penyebab terjadinya bencana banjir beberapa bulan silam.  

Mereka meyakini bahwa bencana banjir yang terjadi ada keterkaitan dengan Kisah Sanak Pogalan yang pulang. Konon, Pogalan dipercaya sebagai anak hiperaktif dan menjengkelkan hingga masyarakat menghinanya. Pogalan yang bertapa di grojogan Sedudo mengutuki masyarakat dan berjanji akan kembali sebagai bencana di wilayahnya.  

Persepsi berbau mitos ini tidak semua orang meyakini, terlebih di zaman yang serba modern yang menuntut masyarakat berpikir kongkrit dan empiris. Terlepas isu-isu penyebab bencana banjir yang terjadi di Nganjuk, sebagai masyarakat Nganjuk sepatutnya menjaga lingkungan agar terhindar dari bencana alam. 

Peristiwa ini menarik simpati pelaku seni di Nganjuk untuk membuat sebuah pertunjukan bertajuk Festival Banyu Mili yang dicetuskan oleh lintas komunitas yang berdiri di Nganjuk. “Bumi Ngewanti, Luwiha Gemati, kesadaran menjaga lingkungan dengan tidak menebang pohon sembarangan, tidak membuang sampah di sungai, dan tidak rakus merusak bumi demi keuntungan pribadi tanpa mempertimbangkan keselamatan masyarakat. Kesadaran-kesadaran dalam berpikir kritis perlu ditumbuhkan,” ucap Lamijan, salah satu panitia penyelenggara Festival Banyu Mili. (11/11)

Menurut Lamijan, itulah yang melatarbelakangi festival ini dan memilih Dusun Pogalan sebagai tempat pelaksanaan rangkaain acara yang berlangsung satu bulan. Pogalan dinilai sebagai pusat isu kebudayaan folklor Sanak Pogalan dan sudah sepatutnya festival ini digelar di wilayah tersebut. 
Festival Banyu Mili akan melibatkan berbagai komunitas. Tidak hanya pelaku seni yang menggaungkan festival ini, tetapi juga aktivis sosial, karang taruna, pegiat literasi dan sastra, serta masyarakat Dusun Pogalan. Beberapa komunitas di antaranya Sudut Lensa, Komunitas Pegiat Literasi Nganjuk (Kopling), Swakarya Kolektif, Pawon Seni, Teras Baca Litera Cita, dan beberapa komunitas lain akan turut menyemarakkan festival ini.

Rangkaian acara seperti diskusi, Workshop Musik Etnik, Kirab Perfomatif, Screening Film, Corat-coret Ceria, yang mulai digelar pada Minggu 14 november 2021. Adapun Kirab Perfomatif akan dilaksanakan pada hari Minggu pagi, 12 Desember 2021. Tak kalah menarik dari rangkaian festival ini adalah malam puncak yang akan menampilkan pentas seni seperti Musik Akustik, Musikalisasi Puisi, Petunjukan Tari, Gejog Lesung, penampilan band lokal, Teater juga pertunjukan Musik Noise

Kegiatan pada Festival Banyu Mili ini juga akan menjadi rangkaian program Biennale Jatim IX  untuk meluaskan wacana dan relasi. (*Vydda/11/21)


1 komentar untuk "Festival Banyu Mili, Representatif Isu Lingkungan dan Folklor Sanak Pogalan sebagai Penyebab Bencana di Bumi Anjuk Ladang"

Comment Author Avatar
Nggak mau ketinggalan dengan acaranya.