Sejarah Kopling

Berawal dari kegelisahan empat putra daerah yaitu Heru Sang Amurwabumi (sastrawan seniman), Winarto Sabdo (budayawan,penulis), Agus Heri Widodo (Kabid Mutasi BKD Nganjuk, penulis) Nova D.W. (ASN Inspektorat Daerah, penulis) yang memiliki kesukaan sama: membaca dan menulis, mencoba mengumpulkan puing demi puing keberadaan para praktisi literasi Nganjuk. Kegelisahan mereka muncul akibat minimnya wadah untuk menampung dan menyalurkan kegiatan baca tulis. Kegelisahan tentang masih tertinggalnya Nganjuk dibandingkan kota kota tetangga dalam hal gerakan literasi.

Maka, dibentuklah Komunitas Pegiat Literasi Nganjuk (Kopling). Kumpulan orang orang yang gerah dalam menyikapi kembang-kempis-nya literasi Nganjuk ini diharapkan bisa menjadi omah untuk cangkrukan, sinau, berdiskusi, sekaligus menempa diri bagi siapa saja, Wong Nganjuk, yang ingin turut serta membangkitkan dunia baca tulis di tanah kelahiran mereka.

Pada masa masa awal terbentuk, Kopling belum memiliki daya pikat. Terbukti para pendiri harus bergerilya door to door untuk mengajak praktisi literasi bergabung dengan komunitas yang baru seumur jagung

Tanggal 14 Februari 2018, menjadi tonggak dimulainya tekad menghidupkan literasi Nganjuk. Atas inisiatif empat founder di atas, Kopling resmi diluncurkan dengan berbasis aplikasi Whatsapp.