Suara yang Tak Pernah Didengar | Puisi-puisi Inkubasi Literasi #4
(1)
Ku
diam bukan bisu
Malas
menerkamku
Haruskah
genderang ku tabuh
Agar
terdengar suara riuh
Namun
itu bukan aku
Siti
Rukayah #29
(2)
Ketika
langit senja menjadi sahabat
Menanti
malam yang tak pernah datang
Rembulan
hilang tertutup awan
Bersama
satu harapan yang hilang
Kasih
yang tak pernah sampai
Mimpi
yang tak pernah jadi kenyataan
Hilang
terkubur bersama jasad yang telah lebur
Siti
Halimah #27
(3)
Rasanya
piring-piring itu selalu berdenting memanggil
Lukisan-lukisan
itu berteriak memecah kanvasnya
Topeng-topeng
itu terbahak memecah sunyi
Tapi
tak satupun berbisik dengan senyuman
Kembali,
suara2 itu terbelenggu dalam kenyakinan yang tak kunjung tercipta
Elok
Megawati #5
(4)
Aku
Memakan Kain
Ketika
indra digunakan dengan selayaknya
Akan
tetapi kali ini berbeda
Jangkrik
bernyanyi menjadi sepi dengan adanya Singa
Alunan
harmoni yang merdu menjadi sumbang
Aku
hanya bisa makan kain yang anyir
Darah
yang terjatuh di mata menjadi tanda
Kertas
berharga menjadi rakusnya bagi tikus yang kelaparan
Singa
yang berdiri hanya menginjak dan mengambil keras berharga
Jangkrik-jangkrik
hanya bisa makan kain dan tak bisa berlari bebas.
Kekangan
dari singa tidak akan membuat patah jangkri-jangkri dan tikus
Ayo
kita bersama untuk ini lari dari singa ini
Siti
Aisyah Indrianti Ningrum #26
(5)
Pikiran
terus dibisiki syaraf-syaraf yang begitu aktif
Teriring
ide-ide yang dianyam begitu kreatif
Tapi
suara ini terasa begitu fiktif
Seakan-akan
dianggap sebuah polutif yang akan tersaji negative
Oleh
juri-juri yang primitif
Rizqo
Nurjanah #25
(6)
Deru
angin tenggelam di kedalaman hati
Aku
teriak memanggil langit
Namun ia hanya diam membeku,
menatapku tajam sambil sesekali tersenyum sinis pada
hati yang terus menggerutu
Dimanakah
kau?
Wahai
kalbu yang merindu
Disini
aku masih duduk termangu
Bersama
deburan ombak laut yang semakin nyata menyapu kakiku
Aku
memanggil langit
Dan
lagi dia masih membisu
NOVIRA
DWI KRISTANTI (Jenk Lila) #06
(7)
Sunyi,
sepi, senyap menyapa jiwa
Suara
tanpa kata menyentuh kalbu
Diantara
seting waktu itu, aku ingin menyapamu
Hai
angin, bagaimana kabarmu?
Dalam
rindu ku nanti sapamu.
Muhamad
Riswan Nur Wahid #20
(8)
Kasih
Aku yang Sama Dengannya
Kucing
pun terdiam ketika mereka berkelahi
mendengar
pecahan gelas dapur berserak
Menangis
sendu si kecil di pelukan anak tangga
Hanya
kasih yang sebenarnya ia pinta
Yaa
kasih yang sama dengan sedarahnya
Dari
seorang yang menjadi tulang punggungnya
Aahh
itu bagai menggapai bulan di siang hari
Sepotong
kue pahit pun ia tak terima
Hanya
kasih yang ia harap
Entah
suara apa lagi yang membuat serak tenggorok
Kasih
aku yang sama dengannya
MRIZZ1
#17
(9)
Berlari tanpa kaki
Meringkuk tanpa rasa
Terdengar sunyi menggerakkan
Hmmm, tak terdengar lagi?
Mematung sendiri
Rania Rachma Aliya MAN 2 Kota Kediri #22
(10)
Suara dan Suara
Menari di udara yang membeku
Tersingkirkan waktu
Terlalu lugu untuk dikenal
Suara dan suara
Kau berlari menyusuri indra pendengar
Tanpa pernah takut terlempar
Meski lantunanmu tak berarti
Kau tetap berbunyi dan menari
Meski kau tak terdengar
Kau tetap berusaha menggelegar
Hingga dunia tahu
Suara bukan hanya tentang lantunan
Riana Cahaya Dwi Ayu Lestari #24
(11)
Suara yang Tertahan
Kami adalah suara yang tertahan
Kami berusaha menyalakan gemuruh suara
kepada mereka
Namun, mengapa mereka menganggap suara
kami decitan kasur usang?
Mulut kami seolah dilakban agar tak
mengucapkan kata yang seharusnya kami ungkapkan
Akankah suara kami mendapat keadilan?
Natasya
Ayunda. M. #17
Posting Komentar untuk "Suara yang Tak Pernah Didengar | Puisi-puisi Inkubasi Literasi #4"
Posting Komentar