Malam Pamungkas Perjamuan Literasi Kopling dengan Kartika Catur Pelita Menarik Animo Ratusan Penulis Indonesia



Kopling – Sekolah Menulis Nganjuk batch 4 yang merupakan sarana perekrutan anggota Komunitas Pegiat Literasi Nganjuk telah mencapai pekan terakhir sebelum menuju kelulusan. Dengan menggelar seminar online bertajuk Perjamuan Literasi Kopling yang mengundang narasumber  Kartika Catur Pelita  atau yang kerap disapa dengan Mas KCP  ini dibuka untuk umum pada tanggal 30 Agustus 2021 di WAG Sekolah Menulis Nganjuk. Bukan main peserta yang mendaftar mencapai 200 dan panitia terpaksa menolak beberapa pendaftar, mengingat kuota maksimal WAG hanya 250 anggota. 

Seminar kali ini diselenggarakan tidak seperti biasanya. Diawali dengan parade kuis selama tujuh jam yang dimulai pada pukul 11.00  hingga 18.00 WIB, dengan frekuensi sekali setiap satu jam. Antusias peserta begitu luar biasa, dengan mengirimkan jawaban melalui jalur pribadi ke salah satu panitia. 

Parade kuis ini sepenuhnya disponsori oleh by. U yang telah menjadi sponshorship Kopling sejak bulan Juli hingga September. Kuis yang diberikan adalah seputar sejarah, seni, dan kearifan lokal Kabupaten Nganjuk. Diharapkan dengan adanya kuis tersebut, menambah pengetahuan peserta akan budaya dan kearifan lokal yang dimiliki Kabupaten Nganjuk. Tak disangka peserta yang berasal dari luar daerah Nganjuk pun turut berpartisipasi mengikuti parade kuis tersebut. Delapan pemenang kemudian berhak mendapat doorprise dari tim by. U.

Seminar ini dipandu oleh salah satu founder Kopling, Heru Sang Amurwabumi. Kolaborasi dua penulis yang telah menunjukkan prestasi ini menjadikan seminar begitu spektakuler. Mas KCP yang merupakan founder Akademi Menulis Jepara (AMJ) telah menulis lebih dari 700 cerpen dan ratusan karyanya telah dimuat di tujuh puluh media cetak dan juga online.  Mereka berdua juga tergabung dalam antologi cerpen  sebagai pemenang dalam ajang menulis dari rumah yang diadakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif atau Kemenparekraf pada tahun 2020.

Dalam seminar kali ini Mas KCP menceritakan pengalamannya dalam menggali ide dalam proses menulis karya. Menurutnya ide menulis yang paling mudah adalah bersumber dari pengalaman. Cerpennya yang bertajuk Lebaran Tanpa Bapak dan Prasasti Air Mata Bunda merupakan gubahan dari kisah nyatanya yang dikemas dalam karya fiksi.  Tak hanya itu mitos dan kearifan lokal juga menjadi sumber idenya dalam menulis cerpen. “Tentu perlu trik dan kemampuan penulis dalam mengolah cerita rakyat menjadi segar dan kekinian, entah dalam bentuk cerpen umum atau cerpen anak,” ungkapnya.

Mas KCP rupanya juga pernah memenangi lomba Menulis Cerita Anak Rakyat Konten PAUD Kemendikbud pada tahun 2016. Karena kemenangannya itulah Mas KCP berkesempatan bertemu dengan Bunda PAUD Nasional yaitu Ibu Joko Widodo di TIM pada tahun 2016, selain juga mendapatkan hadiah jutaan rupiah dan paket menginap di hotel. 

Mas KCP menegaskan bahwa dalam mencipta karya sastra melalui tiga tahapan, yaitu pra, sedang dan setelah. Pada tahap pra menulis, penulis harus menggali ide seluas-luasnya.  Juga tak kalah pentingnya untuk menggali karakter tokoh. Semakin dalam penulis menggali sisi karakter tokoh dalam cerpennya, semakin mudah pula dalam menuliskan. Tahap ini, penulis diharapkan memiliki draf atau catatan kecil. Karena menurutnya ide itu datang secara tiba-tiba dan menghilang juga tiba-tiba. Sebab itulah perlu mencatat apa pun yang terlintas ketika menangkap ide. 

Tahap selanjutnya yaitu tahap menulis. Pada tahap ini draf yang ditulis dipindah ke komputer atau laptop. Tahap yang menurut Mas KCP sebagai tahap yang paling asyik karena penulis akan berimajinasi dan memainkan diksi.
Tahap terkahir yaitu penyuntingan. Dengan mengendapkan naskah yang telah ditulis, dan melakukan self editing sebelum mengirimkan naskah ke media.

Mas KCP benar-benar membuat peserta terhipnotis oleh pemaparannya. Peserta begitu antusias bertanya hingga seminar resmi  ditutup pada pukul 00.30 WIB. Tak berhenti sampai di sana, hingga pagi pun Mas KCP masih menanggapi pertanyaan dari peserta. 

Sebagai pertanyaan pamungkas dari moderator yaitu mengenai komunitas-komunitas literasi berbasis lokal semacam Kopling  ini, dan bagaimana tanggapan Mas KCP terhadap perubahan wajah sastra dari media cetak ke sastra digital.
“Keren. Kehadiran, keberadaan komunitas mewadahi mereka yang berminat dan cinta literasi baca tulis, sastra. Keberadaan komunitas Kopling mempersatukan lintas seniman, lintas generasi, lintas wilayah, dan menggairahkan seni, khususnya sastra. Di masa mendatang Kopling membikin situs yang memuat karya sastra,” pungkasnya. (*Vyda/2021)

Posting Komentar untuk "Malam Pamungkas Perjamuan Literasi Kopling dengan Kartika Catur Pelita Menarik Animo Ratusan Penulis Indonesia"