Puisi Saiful Bahri

 


Falsafah Pohon

 

Berhari-hari remang tercipta suasana

Membukakan raban pintu bagi waktu

 

Daun kembang bunga yang mekar

Masih tunduk pada doa-doa akar

 

"Kau bisa terbang ke ubun angkasa

menyaksikan kerlip tawa bumantara"

 

"Tumbuhan yang terpotong masih bisa

tumbuh kalau ditanam. Orang yang

tersakiti masih bisa bangkit kalau berkawan."

 

"Pohon yang tumbuh masih butuh

matahari berhari-hari. Manusia yang gagal

masih bisa sukses kalau berpikir coba lagi."

 

Pohon mengajari dosa tentang doa

Bahwa jumpa daun dan buah

Berakar takwa pada pencipta.

 

Montorra, 6 Desember 2023

 

---------------------------------------------------------------

 

Jarak

 

Alam semesta —masih dibingungkan

dengan pertanyaan dan jawaban kata-kata

 

Walaupun lautan yang menjawab:

 "rindu tak pernah menuntut jauh"

 

Tapi orang-orang masih bingung

Entah lebih jauh mana?

 

"Jarak tanpa tempuh atau rindu tanpa temu"

 

Bintaro, 14 Januari 2024.

 

---------------------------------------------------------------

 

Kisah Januari

 

tiga puluh jumpa yang terbaca

menyimpan logaritma cuaca

 

selepas ikan-ikan mencari makan

keesokan harinya kau merayu

 

berikan surat kehidupan bagi kata

yang senantiasa pergi dari sepi

 

asap di tangan deru melangkah

menghitung tarian doa peristiwa

 

amsal kisah januari, puisi, sepi,

semuanya tegak abadi dalam saksi

 

Februari 2024

 

---------------------------------------------------------------

 

Suara Laut

 

gigil —membawaku untuk bicara tentang dosa

yang diaminkan tangan-tangan malam semoga

 

"pasang surut ikan menunjukkan arah waktu

buih kisah canda terbawa keheningan cuaca"

 

 

2024

 

---------------------------------------------------------------

 

Rima Hujan

 

Suluh waktu tubuh mencuri ketabahan

Pada hatif temu jumpa yang tertawa

Kau beri langit ketujuh yang berlabuh

 

Selepas bunga terpotong suara teduh

Mendung yang menarik mata batin kota

Tak ada yang terkawal alunan bumantara

 

Sepertiga jarak temu mengajak kita

Walau jauh mengingat rima hujan cuaca

Ia, merumuskan segala jumpa kata-kata

 

Rintik seolah mengerti akan langkah

Menetes pada bahu dan celana

Di mana mereka, di mana kedipan kisah

 

Sabda musim tabir bersuara keabadian

Angin langit hujan mengguyur hati daun

Hanya tahun, lambat laun tetap melamun.

 

Januari 2024

 

---------------------------------------------------------------

Saiful Bahri, kelahiran Sumenep, 5 Februari 1995. Ia mengabdi di Madrasah Al-Huda Pangabasen Gapura. Selain menulis, ia juga seorang aktivis di Komunitas Literasi Semenjak, Dhemar Korong, Fok@da, Purnama, Ansor, Pengasuh grup Literasi Indonesia, dan pendidik setia di komunitas (Literasi Senin Pagi Madrasah Aliyah Al-Huda). Disela-sela kesibukannya ia belajar menulis Puisi, Cerpen, Cernak, Esai, Resensi, Artikel, Opini, dll. Beberapa tulisannya pernah dimuat di koran lokal maupun koran Nasional, seperti: Jawa Pos (pro-kontra), Republika (Puisi 2018), Riau Pos (2017), Bangka Pos (2017), Palembang Ekspres (2017), Radar Madura (2017-2018), Radar Surabaya (2017), Radar Banyuwangi (2017), Radar Bojonegoro (2017), Kedaulatan Rakyat Jogjakarta (2017), Solo Pos (2017-2018), Malang Voice (2017), Majalah Simalaba (2017), Analisa Medan (2018), Radar Cirebon (2018), Kabar Madura (2018), Jurnal Asia-Medan (2018), Banjarmasin Pos (2018), Budaya Fajar-Makassar (2018-2019), Radar Pagi (2018), Dinamikanews  (2018), Denpost Bali (2018), Website Redaksi Apajake (2018-2019), Catatan Pringadi (2019), Jejak Publisher (2019), Ideide.id (2019), Iqra.id (2019), Magrib.id (2020), Gokenje.id (2020), Majalah Pewara Dinamika Jogja (2019), Koran Cakra Bangsa (2019)  Media Semesta Seni (2020), Website maarifnujateng.or.id (Agustus 2020-2021), Becik.id (2020), MJS Colombo Jogja (2020), Duniasantri.com (2021), Banaran Media (2020), Ruagsekolah.net (2020), Duniasantri.co (2022-2023), Jurnaba.co (2020), pcnusumenep.or.id (2020), ayikasyik.id (2022), Lombok Post (2022), moderpesawat.id (2022), Madrim Pos (2023), takanta.id (2023). Puisinya juga masuk dalam antologi CTA Creation (2017). Antologi Senyuman Lembah Ijen-Banyuwangi (2018). Antologi kumpulan karya anak bangsa: Sepasang Camar-Majalah Simalaba (2018). Antologi puisi Perempuan (2018). Juara satu lomba cipta puisi bertema Hari Raya di media FAM Indonesia (2018). Antologi HPI Riau: Kunanti di Kampar Kiri (2018). Antologi Puisi Masa Lalu (2018). Antologi Puisi Festival Sastra Internasional Gunung Bintan Jejak Hang Tuah (Jazirah I 2018). Antologi Puisi Internasional FSIGB (Jazirah II 2019). Antologi Banjar Baru Rainy Day's (2018-2019). Antologi Puisi untuk Lombok-Redaksi Apajake (2018). Antologi Puisi Puisi Tasbih Cinta (FAM 2019). Antologi Puisi Menimang Putri Dewa (Tidar Media, 2019). Antologi Puisi Sejarah Lahirmu (2019). Antologi Puisi Arti Kehidupan FAM Indonesia (2019). Antologi Puisi Kelapa Sawit Apajake (2019). Antologi Sebuku Net Nissa Sabyan (2019). Sepuluh Puisi Terbaik Media Linea (2019). Antologi Puisi Sepanjang Zaman (2022). Pernah Juara II Cipta Puisi Nasional di Penerbit Mandiri Jaya Tulungagung (2019). Masuk juara nominasi YouTube Yuditeha (2023). Juara I cipta puisi di Lintang Semesta Publisher (2023). Juara penulis buku puisi terbit seleksi di Tidar Media: Senandung Asmara dalam Jiwa (2018).

Posting Komentar untuk "Puisi Saiful Bahri"